Selasa, 28 Juni 2011

PKM Artikel Ilmiah (Pengenalan Dan Penerapan Trap Barrier System (TBS) Sebagai Alat Pembasmi Hama Tikus yang Ramah Lingkungan Bagi Para Petani Di Desa Delod Peken Kecamatan Mengwi Tani Kabupaten Badung).

ABSTRACT
        Rat is a serious problem faced by the Village Delod Peken farmers, these pests pose a threat to the rice fields because Peken Delod Village, is one of the productive area producing rice. Various rat pest control is carried out by chemical control, namely with the use of poison bait and pesticide, pest control If only rely on this method, then to long term problems that arise will not be resolved, namely the occurrence of resistance and lead to potential human health, non-threatening species target. So that through this activity can enhance the skills that have been owned by a group of farmers in the rat eradication activities to be more effective, efficient and effective with pest exterminator environmentally friendly rat who was named Trap Barrier System (TBS), and can reduce the number of pests rats and increase the quantity of harvest so as to increase the income of farmers. PKMM activities have been carried out by socializing and group counseling to farmer-led Munduk Loda Mr.Putu Tirta. PKMM implementation team gave a presentation on the introduction, how to manufacture, and the benefits of the use of the tool. TBS tool-making training activities conducted in the Rice Field Village Loda Munduk Delod Peken and successfully created 10 pieces of fresh fruit bunches by the farmers. This tool will be applied and used by farmers to eradicate pests rats. After making the application of tools TBS is known that the tool managed to catch 270 rats thus means every month 1 tool TBS caught an average of 27 animals Rat pest. Application of this tool is considered effective by the farmers when compared with the methods they use for this.

Keywords: The introduction, implementation, TBS, mouse, farmer


ABSTRAK
        Hama tikus merupakan permasalahan serius yang dihadapi para petani  Desa Delod Peken, hama ini menimbulkan ancaman bagi daerah persawahan karena Desa Delod Peken, merupakan salah satu daerah produktif penghasil padi. Berbagai pengendalian hama tikus yang dilakukan adalah pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan penggunaan umpan beracun dan pestisida, Apabila pengendalian hama hanya mengandalkan cara tersebut, maka untuk jangka panjang masalah yang timbul tidak akan teratasi, yakni terjadinya resistance serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam species non target. Sehingga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan yang telah dimiliki oleh kelompok petani  dalam melakukan kegiatan pembrantasan hama tikus agar lebih efektif, efisien dan tepat guna dengan alat pembasmi hama tikus yang ramah lingkungan yang diberi nama Trap Barrier System (TBS), serta dapat mengurangi jumlah hama tikus dan meningkatkan jumlah hasil panen sehingga dapat meningkatkan penghasilan para petani. Kegiatan PKMM telah dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada kelompok petani Munduk Loda pimpinan bapak Putu Tirta. Tim pelaksana PKMM memberikan pemaparan tentang pengenalan, cara pembuatan, dan keunggulan penggunaan alat tersebut. Kegiatan pelatihan pembuatan alat TBS dilaksanakan di Persawahan Munduk Loda Desa Delod Peken dan berhasil dibuat 10 buah TBS oleh para petani. Alat ini akan diterapkan dan digunakan oleh para petani untuk melakukan kegiatan memberantas hama tikus. Setelah melakukan penerapan alat TBS maka diketahui bahwa alat TBS berhasil menangkap 270 ekor tikus dengan demikian berarti setiap bulan 1 alat TBS berhasil menangkap rata-rata 27 ekor hama Tikus. Penerapan alat ini dinilai efektif oleh para petani apabila dibandingkan dengan metode yang selama ini mereka gunakan.


Kata Kunci : Pengenalan, penerapan, TBS, tikus,  petani.

Korespondensi : Anak Agung Paramita Denpasar, Jln.Kamboja 11 A Denpasar, Tlp.(0361) 240985, Fax.(0361) 261278



PENDAHULUAN

Latar Belakang


        Tikus sawah (Ratus argentiventer) termasuk hama yang relatif sulit dikendalikan. Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada pertanaman padi. Kehilangan tanaman padi akibat serangan hama tikus sangat besar, karena menyerang tanaman sejak padi di persemaian hingga menjelang panen. Di Indonesia, khususnya di Bali sebagai salah satu daerah penghasil padi hama tikus merupakan salah satu permasalahan yang cukup serius karena merusak tanaman padi sehingga dapat mengancam produktivitas beras secara umum.
Dari tahun ke tahun jumlah luasan sawah yang dirusak oleh hama tikus terus mengalami pertambahan. Adapun data luasan sawah yang dirusak oleh hama tikus di wilayah Bali dapat dilihat pada tabel.1 di bawah ini.
Tabel 1. Data Jumlah Sawah yang Terserang Hama Tikus di Propinsi Bali
Bulan
Tahun
2006
2007
2008
Januari
31.00
32.75
149.00
Pebruari
60.00
110.00
270.00
Maret
213.00
173.00
347.75
April
43.00
124.00
133.00
Mei
57.00
67.00
77.00
Juni
127.00
113.00
239.00
Juli
185.00
155.00
271.70
Agustus
68.00
87.00
165.50
September
54.00
59.00
224.00
Oktober
32.00
41.00
62.00
Nopember
25.50
23.00
45.00
Desember
66.00
32.00
63.00
Jumlah
961.5
1016.75
2046.95

            Potensi perkembangbiakkan tikus sangat dipengaruhi oleh jumlah makanan yang tersedia. Tikus bersifat omnivora (pemakan segala jenis makanan), akan tetapi dalam hidupnya tikus membutuhkan makanan yang kaya akan zat pati seperti bulir padi, kacang tanah, umbi-umbian, dan biji-bijian. Pengendalian hama tikus yang banyak dilakukan oleh para petani adalah pengendalian secara kimiawi, Salah satu teknik pengendalian secara kimiawi adalah dengan penggunaan umpan beracun. Keefektifan penggunaan umpan beracun di lapangan antara lain ditentukan oleh jenis umpan yang digunakan, namun cara ini kurang efektif  karena tikus tersebut memiliki efek jera, yang mampu menghindar dari racun tikus tersebut. Cara lain yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida, Apabila pengendalian hama hanya mengandalkan penggunaan pestisida saja, maka untuk jangka panjang masalah yang timbul tidak akan teratasi dengan baik, malahan akan menimbulkan masalah baru yakni terjadinya Resistansi serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam spesies yang bukan target, dll. Kehadiran binatang pengganggu mulai dirasakan menimbulkan masalah bila populasinya telah melampaui batas dan menimbulkan problematika kesehatan dan aspek hygiene lingkungan, berbagai kerugian ekonomi dapat ditimbulkan, demikian pula berbagai penyakit tanaman, hewan ataupun manusia dapat ditularkan oleh hama tersebut, antara lain dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti typhus, cholera, pes, malaria dan demam berdarah yang dibawa oleh hama-hama tersebut. Tindakan antisipatif untuk menekan akibat langsung ataupun tidak langsung perlu diupayakan pengelolaan yang komprehensif dan terpadu.
            Oleh karena itu perlu di lakukan upaya pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan, dengan menggunakan suatu alat yang diberi nama Trap Barrier System (TBS) yaitu Pemagaran plastik yang mengelilingi petakan persemaian atau sawah yang dilengkapi perangkap bubu pada tiap jarak tertentu. Bubu perangkap yang dipasang rapat dengan pagar plastik dan diletakkan gundukan tanah sebagai jalan masuk tikus di depan pintu perangkap.



Rumusan Masalah


  1. Kelompok petani di banjar delod peken desa mengwitani, pada umumnya masih menggunakan pestisida sebagai alat untuk memberantas hama.
  2. Pestisida tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya, karena asap yang di timbulkan dari pestisida tersebut tidak hanya dapat mematikan hama yang merugikan petani namun dapat terjadinya Resistansi serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam spesies yang bukan target tetapi juga dapat membunuh hama yang menguntungkan petani.
  3. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok petani diatas, maka program PKMM ini ingin mengenalkan dan menerapkan penggunaaan alat pemberantas hama tikus yang ramah lingkungan. Pengenalan dan penerapan alat pemberantasan hama tikus ini diharapkan akan dapat melindungi persawahan dari hama tikus dan   meningkatkan taraf perekonomian petani.



Tujuan Penelitian


1.      Meningkatkan pengetahuan kelompok petani di desa Delod Peken agar dapat membuat dan menggunakan alat pembasmi hama tikus Trap Barrier System.
2.      Meningkatkan keterampilan yang telah dimiliki oleh kelompok petani  dalam melakukan kegiatan pembrantasan hama tikus agar lebih efektif, efisien dan tepat guna dengan alat pembasmi hama tikus yang ramah lingkungan.
3.      Kelompok petani di desa delod peken  dapat mengurangi jumlah hama tikus dan meningkatkan jumlah hasil panen sehingga dapat meningkatkan penghasilan para petani sehingga dapat merubah kondisi perekonomian para petani ke arah yang lebih baik.


Luaran yang diharapkan


  1. Terwujudnya kelompok petani  yang dapat membuat alat pembasmi hama tikus yang lebih efektif, efisien, tepat guna dan ramah lingkugan serta mampu menggunakan TBS tersebut dalam kegiatan menangkap hama tikus.
  2. Setelah kegiatan ini dilaksanakan, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas penanggulangan hama tikus yang merugikan pertanian para petani di desa Delod Peken.



METODE PENELITIAN

Metode Ceramah dan Penyuluhan 


Kegiatan PKMM ini diawali dengan melaksanakan ceramah dan penyuluhan kepada kelompok petani tradisional di desa Delod Peken kecamatan Mengwitani kabupaten Badung. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan materi-materi yang terkait dengan teknik pembuatan alat pembasmi hama tikus Trap Barrier System. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan secara teoritis tentang cara pembuatan dan penggunaan TBS. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi secara terbuka oleh pelaksana PKMM dengan didampingi dosen pembimbing dan seluruh anggota kelompok petani di desa Delod Peken.


      Metode Demonstrasi dan Pelatihan 


Kegiatan demonstrasi  dan pelatihan merupakan kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh pelaksana PKMM sebagai langkah lanjutan terhadap kegiatan ceramah dan penyuluhan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan oleh pelaksana PKMM dengan mendemonstrasikan cara pembuatan dan penggunaan TBS. Demonstrasi dan pelatihan dilakukan dengan menggunakan alat peraga berupa miniatur TBS, serta menggunakan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Kegiatan demonstrasi dan pelatihan ini bertujuan untuk melatih secara langsung para petani tradisional untuk dapat membuat dan menggunakan TBS.


      Metode Penerapan di Lapangan


Kegiatan ini dilakukan dengan membuat dan menerapkan secara langsung TBS oleh para petani. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada para petani untuk membuat dan menggunakan secara langsung TBS dalam usaha pemberantasan hama tikus. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memantapkan keterampilan para petani tradisional dengan cara mengaplikasikan secara langsung pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka dapatkan melalui penyuluhan maupun pelatihan sebelumnya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini tim pelaksana PKMM juga melakukan pemantauan untuk dapat mengamati perkembangan penggunaan TBS oleh para petani serta untuk mendapatkan infomasi dan keluhan dari para petani selama mereka menggunakan TBS untuk memberantas hama tikus.

                      
Prosedur Penelitian   


Kegiatan ini dilakukan di desa Delod Peken dengan masyarakat sasaran adalah kelompok petani “Munduk Loda” yang beranggotakan 20 orang Petani. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Juni 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No
Nama Petani Pembuat Alat TBS
Jumlah Tikus yang Mati Setiap Minggu

JUMLAH
I
II

III

IV
1
TBS 1 pada Petak 1

8

13

10

16

47
1.Putu Tirta                                                                                                                          
2.Nym Gede Oka         
2
TBS 2 pada Petak 2

5

6

8

11

30
1.Ketut Kusuma
2.Made Singgih
3
TBS 3 pada Petak 3

3

9

8

12

32
1.I Gst Anom
2.Rai Widya
4
TBS 4 pada Petak 4

9

6

11

7

33
1.Gede Sukertha
2.Gst Ngr Wirya
5
TBS 5 pada Petak 5

8

6

4

8

26
1.Nyoman Sumadi
2.Kompyang Masta
6
TBS 6 pada Petak 6

7

6

3

4

20
1.Gede Waspada
2.Putu Suweta
7
TBS 7 pada Petak 7

3

5

6

8

22
1.Made Raka
2.Putu Rahaja
8
TBS 8 pada Petak 8

5

4

6

5

20
1.Mustika
2.Gede Warma
9
TBS 9 pada Petak 9

5

5

2

9

21
1.Agung Wijaya
2.Komang Arya
10
TBS 10 pada petak 10

3

6

4

6

19
1.Made Mardika
2.Putu Surya

JUMLAH

56

66

62

86

270



Pembahasan


Kegiatan PKMM telah dilaksanakan dengan melakukan kegiatan sosialisasi alat pemberantas hama tikus. Sosialisasi dan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani pimpinan bapak Putu Tirta. Kelompok petani ini memiliki 30 orang anggota. Sosialisasi dan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 bertempat di balai banjar desa di Desa Delod Peken Kecamatan Mengwitani.  Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 16.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA. Kegiatan ini mengunakan metode ceramah dan diskusi. Tim pelaksana PKMM memberikan pemaparan tentang alat pemberantas hama tikus yang meliputi pengenalan bagian-bagian alat, cara pembuatan alat, cara penggunaan dan keunggulan penggunaan alat tersebut. Pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi dengan para anggota kelompok petani untuk dapat mengetahui antusiasme petani terhadap alat TBS serta untuk menggali informasi lebih jauh dari para petani tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi para petani ketika memberantas hama tikus. Petani memiliki antusiasme dan ketertarikan yang besar dalam mengikuti kegiatan ini. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran petani yang mencapai 86,7% dari keseluruhan jumlah petani atau  26 orang dari 30 orang anggota kelompok. Pada saat berlangsungnya kegiatan para petani sangat antusias memberikan berbagai pertanyaan berkaitan dengan gagasan pembuatan alat TBS oleh tim PKMM. Setelah berlangsungnya kegiatan ini, semua peserta menyatakan ketertarikan dan setuju untuk mengikuti kegiatan berikutnya yakni demonstrasi dan pelatihan pembuatan alat TBS oleh tim PKMM. Selanjutnya disepakati bahwa kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2010.
Kegiatan demonstrasi dan pelatihan pembuatan alat TBS dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2010 bertempat di Persawahan Munduk Loda Desa Delod Peken Kecamatan Mengwitani. Kegiatan ini diikuti oleh tim pelaksana PKMM serta para anggota kelompok petani yang berjumlah 20 orang. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 09.00 sampai dengan 11.00. Dalam kegiatan ini tim PKMM mendemonstrasikan cara pembuatan TBS dengan menggunakan miniatur alat. Selanjutnya Tim PKMM membimbing petani untuk melakukan pembuatan alat TBS secara bersama-sama. Pada pelaksanaan ini berhasil dibuat 10 alat TBS oleh para petani. Alat ini akan diterapkan dan digunakan oleh para petani untuk melindungi persawahan dari serangan hama tikus. Berdasarkan kesepakatan antara para petani dan tim PKMM, maka disepakati bahwa petani akan menggunakan alat TBS selama 30 hari untuk mengetahui efektivitas alat tersebut sejauh mana keunggulannya untuk memberantas hama tikus. Tim pelaksana PKMM melakukan kegiatan pemantauan untuk melihat langsung pelaksanaan penerapan penggunaan TBS oleh petani. Tim PKMM melakukan pemantauan dimulai p Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penerapan program yang telah dilakukan oleh TIM Pelaksana PKMM maka diketahui bahwa penerapan alat TBS yang dilakukan oleh petani selama sebulan dengan menggunakan 10 alat TBS telah berhasil menangkap 270 ekor tikus dengan demikian berarti setiap bulan 1 alat TBS berhasil menangkap rata-rata 27 ekor hama Tikus. Data ini kemungkinan masih akan dapat berubah tergantung kondisi dan keberadaan jumlah tikus pada setiap bulannya. Penerapan alat ini dinilai efektif oleh para petani apabila dibandingkan dengan metode yang selama ini mereka gunakan yakni dengan pestisida/bahan kimia. Karena dengan menggunakan bahan kimia petani tidak dapat memastikan apakah tikus tersebut benar-benar mati atau tidak. Selain itu penggunaan pestisida juga menimbulkan pencemaran dan bahaya kerusakan lingkungan.

KESIMPULAN


Berdasarkan uraian pada ketiga metode pelaksanaan kegiatan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Sosialisasi dan pengenalan alat pemberantasan hama tikus TBS mendapat sambutan yang baik dari kelompok petani Munduk Loda,  hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mencapai 86,7% dari seluruh anggota kelompok petani serta antusiasme mereka mengikuti kegiatan sampai akhir.
2.      Tim PKMM telah berhasil melatih para petani untuk membuat alat pemberantas hama tikus, hal ini dapat dilihat dari dihasilkannya 10 buah TBS oleh kelompok petani dan langsung dipraktekkan untuk memberantas hama tikus.
3.      Penerapan alat pemberantas hama tikus TBS telah dapat dilakukan oleh para petani dengan baik selama sebulan dengan jumlah tikus yang dapat ditangkap adalah 27 ekor per alat TBS dengan demikian diharapkan  dapat melindungi persawahan dari serangan hama tikus sehingga kedepannya dapat meningkatkan hasil panen.

Lampiran Foto :